Jakarta, jakartawaspada.com | Kamis, 11 September 2025
Penulis: A. Hidayat, Aktivis Pergerakan Islam (API)
Menjelang Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dijadwalkan berlangsung pada akhir September 2025 di Jakarta, bursa calon Ketua Umum mulai mengerucut pada dua figur utama: Muhammad Mardiono, Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP saat ini, dan Husnan Bey Fananie, Ketua Umum Parmusi, eksponen fusi PPP 1973, mantan anggota DPR RI Fraksi PPP, serta mantan Dubes RI untuk Azerbaijan.
Keduanya menjadi simbol tarik-menarik kepemimpinan di tubuh PPP: status quo vs perubahan.
Figur Perubahan: Husnan Bey Fananie
Husnan Bey Fananie secara resmi mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum pada 18 Agustus 2025. Mengusung misi mengembalikan marwah ideologis dan historis PPP, ia menegaskan komitmennya untuk “mengayomi rakyat” dan “mewakafkan diri untuk partai”.
Tidak hanya berhenti pada deklarasi, Husnan juga menggandeng firma hukum ATS & Partner guna memastikan jalannya Muktamar sesuai AD/ART partai. Langkah ini menjadi sinyal keseriusannya bertarung secara terbuka.
Dukungan terhadap Husnan mulai mengalir, terutama dari pengurus wilayah, cabang, serta eks kader senior dan tokoh-tokoh fusi PPP. Di mata kelompok reformis, ia dianggap sebagai representasi harapan baru bagi kebangkitan PPP pasca keterpurukan di Pemilu 2024.
Figur Status Quo: Muhammad Mardiono
Di sisi lain, Muhammad Mardiono, yang menjabat sebagai Plt Ketua Umum sejak 2022, mengandalkan legitimasi strukturalnya. Ia berupaya mengonsolidasikan dukungan melalui komunikasi intens dengan sejumlah DPW dan DPC.
Namun, meski secara diam-diam ada dukungan kepadanya, hasil buruk Pemilu 2024—yang membuat PPP gagal lolos ke parlemen—membayangi kepemimpinannya. Kritik tajam muncul dari kader akar rumput dan kelompok reformis yang menuntut perubahan total arah partai.
Head-to-Head: Siapa Lebih Berpeluang?
Husnan Bey Fananie
- Deklarasi resmi sebagai caketum
- Didukung kuat eksponen fusi 1973 & tokoh pesantren
- Punya jaringan di kalangan ulama
- Pernah menjabat Wakil Sekjen DPP PPP
- Eks Anggota DPR RI & Dubes RI untuk Azerbaijan
- Staf Khusus Wapres (era Hamzah Haz)
Muhammad Mardiono
- Plt Ketua Umum sejak 2022
- Belum deklarasi resmi sebagai caketum
- Memiliki jejaring struktural di DPP
- Namun menghadapi resistensi internal signifikan
- Legitimasi politik dipertanyakan pasca hasil Pemilu 2024
Momentum Muktamar X
Secara momentum politik, Husnan Bey Fananie dinilai lebih berpeluang meraih dukungan luas dari basis kader dan ulama. Sementara Mardiono masih memiliki kekuatan struktur, namun harus menghadapi oposisi internal yang kuat.
Muktamar X PPP dipastikan akan menjadi pertarungan ideologis sekaligus strategis: mempertahankan kepemimpinan lama dengan stabilitas struktural, atau membuka jalan bagi wajah baru dengan semangat reformasi.
Waktu yang tersisa hingga akhir September akan menentukan. Siapa pun yang mampu mengonsolidasikan barisan lebih kuat, dialah yang akan membawa PPP menentukan arah baru menuju Pemilu 2029.
Posting Komentar
0Komentar